Kaki bengkak pada ibu hamil masih dianggap wajar, hal ini dikarenakan adanya peningkatan berat badan sehubungan dengan keberadaan janin. Kaki bengkak pada
masa ibu hamil bersifat fisiologis bukan karena penyakit akan tetapi
karena adanya peningkatan hormon Progesteron yang menahan cairan,
kondisi ini biasanya terjadi pada siang dan sore hari. Dan jika bangun
tidur di pagi hari, pembengkakan di kaki akan berkurang.
Meski pun demikian ibu hamil harus terus mewaspadai tanda kaki bengkak
pada usia kehamilan diatas 20 minggu apabila disertai dengan hipertensi
(Darah Tinggi) dan apabila hasil pemeriksaan Laboratorium Urinalisa
didapatkan protein (+) di urine maka penyakit ini dinamai Preeklamsi (Keracunan Kehamilan).
PREEKLAMSI
Penyebab Preeklamsi belum diketahui. Tanda-tanda lain Preeklamsi yaitu nyeri ulu hati yang hebat, pusing yang hebat, dan mata berkunang-kunang dan kaki bengkak.
Preeklamsi sering terjadi di kehamilan
pertama pada ibu hamil dimana tubuh belum dapat beradaptasi dan menolak
sang janin yang dianggap sebagai benda asing. Dampaknya tubuh
mengeluarkan zat penolak pada kehamilan. Sedangkan pada kehamilan
berikut biasanya tubuh sudah mulai beradaptasi. Tetapi ada pula ibu
hamil yang trauma dengan Preeklamsi sehingga tubuhnya melakukan
penolakan terhadap janin.
DAMPAK PREEKLAMSI PADA IBU HAMIL DAN JANIN
Preeklamsi punya dampak besar terhadap ibu hamil dan janin. Jika Preeklamsi berat janin akan tumbuh kecil karena pertumbuhannya terhambat, plasenta lepas sebelum waktunya sehingga terjadi perdarahan dan berakibat kematian janin.
Bila Preeklamsi tidak segera ditangani,
ibu hamil akan mengalami keracunan. fungsi ginjal dan hati terganggu,
aliran darah terganggu, semua organ tubuh terganggu dan dapat
menyebabkan kematian.
Cara Mengatasi
- Ibu Hamil melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur. Dalam pemeriksaan dilakukan pengukuran Tekanan Darah, Berat Badan dan dilakukan penditeksian kaki bengkak terutama pada kehamilan trimester 2 dan 3.
- Ibu hamil disarankan untuk istirahat total dan diberikan obat penurun darah dan Dokter terus memonitor tekanan darah. Jika janin dapat dipertahankan sampai masa persalinan tiba maka Dokter segera mengeluarkan janin lebih cepat melalui operasi Sectio Cesaria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar